MAKALAH KAWASAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Teknologi
pendidikan sebagai suatu disiplin keilmuan, pada awalnya berkembang sebagai
bidang kajian di Amerika Serikat. Jika kita berpegangan kepada konsep teknologi
sebagai cara, maka awal perkembangan teknologi pendidikan dapat dikatakan telah
ada sejak awal peradaban, dimana orang tua mendidik anaknya dengan cara
memberikan pengalaman langsung serta dengan memanfaatkan lingkungan. Teknologi
pendidikan berupaya untuk merancang, mengembangkan, dan memanfaatkan aneka
sumber belajar sehingga dapat memudahkan atau memfasilitasi seseorang untuk
belajar di mana saja, kapan saja, oleh
siapa saja, dengan cara dan sumber belajar apa saja yang sesuai dengan
kebutuhanya.
Berdasarkan
perkembangan dalam bidang teknologi pendidikan dan disiplin ilmu lainya, yang
relevan dengan landasan teori pembelajaran, kemungkinan ke depan akan semakin
berkembang mengenai kawasan dan ruang lingkup beserta kategori teknologi
pendidikan.
Jadi perlu
diperjelas lagi apa pengertian teknologi pendidikan, Apa saja kawasan dan
bidang garapan teknologi pendidikan.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas tersebut, maka dapat diambil suatu formulasi yang
kemudian dirumuskan sebagai berikut:
1.
Apakah yang dimaksud dengan
teknologi pembelajaran?
2.
Apa saja yang termasuk kawasan
teknologi pembelajaran?
3.
Bagaimanakah hubungan antar kawasan
teknologi pembelajaran?
4.
Apa fungsi kawasan teknologi
pembelajaran?
5.
Apa saja faktor-faktor yang
mempengaruhi teknologi pembelajaran?
C.
Tujuan
Penulisan
Dari perumusan
masalah di atas, maka tujuan penulisan ini adalah:
1.
Untuk Mengetahui dan Memahami yang
dimaksud dengan teknologi pembelajaran?
2.
Untuk Mengetahui dan Memahami yang
termasuk kawasan teknologi pembelajaran?
3.
Untuk Mengetahui dan Memahami
hubungan antar kawasan teknologi pembelajaran?
4.
Untuk Mengetahui dan Memahami
fungsi kawasan teknologi pembelajaran?
5.
Untuk Mengetahui dan Memahami
faktor-faktor yang mempengaruhi teknologi pembelajaran?
D.
Metode
Penulisan
Untuk
mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, penulis mempergunakan metode
teknik studi kepustakaan atau studi pustaka. Tidak hanya itu, kami juga mencari
bahan dan sumber-sumber dari media masa elektronik yang berjangkauan
internasional, yaitu internet.
E.
Sistematika
Penulisan
Sistematika
penulisan makalah ini terdiri dari: BAB I Pendahuluan berisi latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sitematika
penulisan. BAB II Pengertian Teknologi Pembelajaran, Kawasan Teknologi
Pembelajaran, Hubungan antar Kawasan Teknologi Pembelajaran, Fungsi Kawasan
Teknologi Pembelajaran, Faktor yang Mempengaruhi Teknologi Pembelajaran. BAB
III Penutup berisi simpulan dan saran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Teknologi Pembelajaran
Teknologi pembelajaran
merupakan proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur,
ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan
pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah yang
menyangkut semua aspek belajar manusia. Teknologi itu pada hakikatnya adalah
bebas nilai, namun penggunaannya akan sarat dengan aturan nilai dan estetika.
Teknologi dapat ditemukan dimana saja dan tujuan ditemukannya teknologi untuk
membantu memecahkan masalah manusia. Penggunaan teknologi pun harus
mempertimbangkan norma dan nilai yang berlaku agar dapat berproses dengan
mudah. Cara pandang tersebut melandasi langkah gerak teknologi pendidikan dalam
dunia pendidikan. [1]
Teknologi digunakan untuk membantu memecahkan
masalah manusia. Dasar filosofi tersebut juga yang diaplikasikan pada dunia pendidikan
hingga muncul terminology Teknologi
Pendidikan. Teknologi pendidikan dapat dipandang sebagai suatu disiplin
ilmu, bidang garapan, dan profesi. Teknologi pembelajaran merupakan media pendidikan yaitu hasil
teknologi sebagai alat bantu dalam pendidikan agar berhasil guna, efisien dan
efektif. Aplikasi
teknologi pembelajaran dalam pemecahan masalah belajar mempunyai bentuk
kongkrit dengan adanya sumber belajar yang memfasilitasi peserta didik untuk
belajar.[2]
Teknologi
pembelajaran juga bisa disebut dengan teknologi pendidikan, maka ada beberapa pengertian teknologi pendidikan:
1. Menurut
Nasution, teknologi pendidikan adalah media yang lahir dari perkembangan
alat informasi yang digunakan untuk
tujuan pendidikan. Teknologi pendidikan adalah pengembangan, penerapan, dan
penilaian sistem-sistem, teknik, dan alat bantu untuk memperbaiki dan
meningkatkan proses belajar manusia.
2. Teknologi pendidikan merupakan proses yang kompleks dan terpadu yang
melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis
masalah mencari jalan pemecahanya, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola dalam pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia.
3. Definisi awal Teknologi Pendidikan (1920), teknologi pendidikan dipandang sebagai
media, media ini sebagai media pembelajaran visual yang berupa film, gambar,
dan tampilan, media ini menampilkan suatu mata pelajaran.
4. Menurut AECT (1977) Teknologi Pendidikan adalah proses kompleks yang terintegrasi
meliputi orang, prosedur, gagasan, sarana dan organisasi untuk menganalisis
masalah dan merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah
dalam segala aspek belajar manusia.
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa teknologi pendidikan adalah suatu cara untuk
meningkatkan aktifitas belajar dengan menggunakan media dan pendayagunaan
teknologi yang didesain secara sestematis.[3]
B.
Kawasan
Teknologi Pembelajaran
Secara
etimologis, domain atau kawasan berarti wilayah daerah kekuasaan atau bidang
kajian, kegiatan, garapan yang lebih kecil, terperinci dan spesifik dari lahan
lapangan cakupan suatu ilmu. Adapun teknologi pendidikan sebagai teori dan
praktik secara faktual yang telah menjadi bagian integral dari upaya pengembangan
sumber daya manusia khususnya pada sistem pendidikan dan pelatihan. Idealnya
setiap teknologi pendidikan, pembelajaran terutama yang memperoleh pendidikan
akademik perlu menguasai beberapa kawasan teknologi pendidikan. Teknologi
pendidikan sebagai suatu proses kompleks yang terintegrasi meliputi manusia,
prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk menganalisa masalah yang
menyangkut semua aspek belajar, serta merancang, melaksanakan, menilai, dan
mengelola pemecahan masalah itu. [4]
Rumusan
kawasan teknologi pembelajaran memiliki ruang lingkup yang lebih sempit dalam
dunia pendidikan dibandingkan dengan kawasan Teknologi pendidikan. Kawasan
teknologi pembelajaran tetap merujuk pada learning is purposive and
controlled. Pernyataan ini menjelaskan kedudukan kawasan teknologi
pembelajaran adalah di kelas. Sumber belajar berperan langsung sebagai komponen
sistem pembelajaran. Sumber belajar dalam kawasan teknologi pembelajaran
sengaja dirancang (by design) sesuai dengan ungkapan istilah prestructured
dan dimanfaatkan atau utilized. Sumber belajar harus memenuhi kriteria
sebagai berikut:
1.
Dirancang-dimanfaatkan yang
disiapkan khusus yang berlandaskan kompetensi dan materi ajar
2.
Dipilih-dimanfaatkan yang sesuai
dengan kompetensi dan materi ajar dari koleksi yang sudah tersedia di sekolah
(Prawiradilaga, 2012: 45).
Kawasan menurut AECT 1994: Definisi AECT tahun 1994 hanya menelurkan satu definisi yaitu teknologi
pembelajaran, kawasan yang dimunculkan pun hanya satu yaitu kawasan teknologi
pembelajaran. Namun dalam penjelasannya, definisi tersebut berhasil memilah
antara teori dan praktik. Teori yang disebut sebagai rujukan dan acuan dari
seluruh kegiatan terkait pembelajaran, sedangkan praktik atau terapan
menyediakan kesempatan untuk memvalidasi teori, selanjutnya teori ini dapat
dikaji ulang dan diperbaiki. Dengan demikian, terjadi simbiosis mutualisme
antara peran teori bagi terapan atau praktik dalam bidang teknologi pembelajaran.
Proses dalam
kawasan definisi ini adalah pekerjaan yang tidak ada titik, atau tidak
berhenti. Proses dilakukan terus-menerus, seperti lingkaran. Proses sebagai
pola pemikiran menelusuri sesuatu hal terkait satu sama lain. Sedangkan sumber
yang digunakan dari definisi mewakili produk yang dapat ditawarkan oleh
teknologi pembelajaran. Produk ini terkait dengan kebendaan yang dihasilkan
teknologi pembelajaran sebagai bidang garapan.
Kawasan Teknologi Pembelajaran, dirumuskan
berlandaskan lima bidang garapan dari Teknologi Pembelajaran, yaitu Desain,
Pengembangan, Pemanfaatan, Pengelolaan, Penilaian, dan evaluasi. Keenam hal ini merupakan kawasan (domain) dari bidang
Teknologi Pembelajaran. Dibawah ini akan dijelaskan semua landasan itu yaitu :
a.
Kawasan Desain
Kawasan desain berasal dari psikologi
pendidikan. Bagi Reiser dan Dempsey, dkk, desain dengan teknologi pembelajaran
ibarat satu koin, yang tidak dapat dipisahkan antara ekor dan kepala. Intinya,
desain adalah proses untuk menentukan kondisi belajar dengan tujuan untuk
menciptakan strategi dan produk.
Kawasan desain terdiri atas :
1. Desain Sistem Pembelajaran
Desain sistem pembelajaran yaitu prosedur yang terorganisasi dan sistematis
untuk penganalisisan (proses perumusan yang akan dipelajari); perancangan
(proses penjabaran bagaimana cara mempelajarinya); pengembangan (proses
penulisan atau pembuatan produksi bahan-bahan belajar); pelaksanaan atau
aplikasi (pemanfaatan bahan dan strategi); dan penilaian (proses penentuan
ketepatan pembelajaran). [5]
Kata desain mempunyai dua makna yaitu tingkat makro dan tingkat mikro yang keduanya menunjukkan pendekatan sistem
dan langkah pada pendekatan sistem. Desain sistem pembelajaran secara umum
merupakan prosedur linier dan berulang-ulang dimana permintaan seksama dan
konsisten. Karakter proses pada semua langkah harus dilengkapi dalam hal untuk
melayani sebagai pemeriksaaan dan keseimbangan satu sama lain. Pada desain
sistem pembelajaran proses sangat penting sama seperti produk karena
kepercayaan produk berlandasakan pada proses. [6]
2. Desain Pesan
Desain pesan adalah perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan
agar terjadi komonikasi antara pengirim dan penerima, dengan memperhatikan
prinsip perhatian, persepsi, dan daya tangkap. Desain pesan berkaitan dengan
hal-hal mikro seperti: bahan visual, urutan, halaman dan layar secara terpisah.
Desain harus bersifat spesifik baik tentang media maupun tugas belajarnya. Hal
ini mengandung makna bahwa
prinsip-prinsip desain pesan akan berbeda,bergantung dengan jenis
medianya, apakah bersifat statis, dinamis atau kombinasi keduanya,( misalnya :
suatu potret, film, atau grafik kompoter.
3. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah spesifikasi untuk menyeliksi serta mengurutkan
peristiwa belajar atau kegiatan belajar dalam suatu pembelajaran. Teori tentang
strategi pembelajaran meliputi situasi belajar dan komponen belajara /
mengajar. Seorang desainer menggunakan teori
atau komponen strategi pembelajran sebagai prinsip teknologi
pembelajaran. Dalam mengaplikasikan suatu strategi pembelajaran bergantung pada
situasi belajar.
4. Karakteristik Peserta Didik
Karakteristik peserta didik yaitu aspek latar belakang pengalaman peserta
didik yang mempengaruhi terhadap efektivitas proses pembelajrannya.
Karakteristik pembelajaran mencakup kedaan sosio-psiko-fisik pembelajar. Secara
fisikologis yang perlu mendapat perhatian dari karakteristik pembelajaran yaitu
: berkaitan dengan kemampuannya, baik yang bersifat potensial maupun kecakapan
nyata dan kepribadiannya seperti sikap, emosi, motivasi serta aspek-aspek
kepribadian lainnya.
b.
Kawasan
Pengembangan
Kawasan pengembangan adalah proses
penterjemahan desain dalam bentuk fisik, didalamnya meliputi : (1) teknologi
cetak, (2) teknologi audio visual, (3) teknologi berbasis kompoter, (4)
teknologi terpadu. Kawasan pengembangan berakar pada produksi media melaui
proses yang bertahun-tahun perubahan dalam kemampuan dalam media ini berakibat
pada perubahan kawasan. Dalam kawasan pengembangan terdapat keterkaitan yang
kompleks antara teknologi dan teori yang mendorong terhadap desain pesan maupun
srtategi pembelajarannya. Pada dasarnya kawasan pengembangan terjadi karena:
(a) pesan yang didorong oleh isi, (b) strategi pembelajaran yang didorong oleh
teori,(c) Memenifestasikan fisik dari teknologi perangkat keras, perangkat
lunak dan bahan pelajaran.
1.
Teknologi
Cetak
Teknologi cetak adalah cara untuk
memproduksi atau menyampaikan bahan seperti: buku-buku, bahan-bahan visual yang
statis terutama melalui percetakan meknis atau potografis. Teknologi ini
menjadi dasar untuk pengembangan atau pemanfaatan dari kebanyakan bahan
pelajaran lainya. Dua komponen teknologi ini adalah bahan teks verbal dan
visual. Pengembangan kedua jenis bahan pelajaran sangan bergantung pada teori
persepsi visual, teori membaca, pengolahan inforamasi oleh manusia dan teori
belajar. Secara khusus, teknologi cetak/visual mempunyai karakteristik sebagai
berikut :
a)
Teks dibaca secara linier,
sedangkan visual direkam menurut ruang
b)
Keduanya biasanya memberikan komunikasi
satu arah yang pasif
c)
Keduanya berbentuk visual yang
statis
d)
Pengembangannya sangat bergantung
kepada prinsip-prinsip linguistik dan persepsi visual
e)
Keduanya berpusat pada pembelajar
f)
Informasi dapat diorganisasikan dan
distrukturkan kembali oleh pemakai.
2.
Teknologi
Audio Visual
Teknologi Audio-visual adalah cara
untuk memproduksi dan menyampaikan bahan dengan menggunakan peralatan dan
elektronis untuk menyajikan pesan-pesan audio-visual. Pembelajaran audio
-visual dapat dikenal dengan mudah karena menggunakan perangkat keras didalam
proses pengajaran. Peralatan audio-visual memungkinkan memproyeksikan gambar
hidup, pemutaran kembali suara, dan penayangan visual yang berukuran besar.
Pembelajaran Audio-visual dapat didefinisikan sebagai produksi dan pemanfaatan
bahan yang berkaitan dengan pembelajaran yang melalui penglihatan dan
pendengaran yang secara ekslusif tidak selalu harus bergantung pada pemahan
symbol dan kata-kata sejenis.
3.
Teknologi
Berbasis Kompoter
Teknologi berbasis Komputer adalah
cara-cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan menggunakan perangkat yang
bersumber pada mikroprosesor. Pada dasarnya teknologi berbasis computer
menampilkan informasi kepada pembelajran melalui tayangan di layar monitor.
Aplikasi-aplikasi computer ini hampir seluruhnya dikembangkan berdasarkan teori
perilaku dan pembelajaran terprogram, akan tetapi sekarang lebih banyak
berlandasan pada teori kognitif. Teknologi computer baik yang berupa keras
maupun lunak biasanya memiliki karakteristik sebagai berikut :
a)
Dapat digunakan secara acak.
b)
Dapat digunakan sesuai dengan keinginan
pembelajaran, disamping menurut cara seperti yang dirancang oleh
pengembanganya.
c)
Gagasan-gagasan biasanya
diungkapkan secara abstrak dengan menggunakan kata, symbol atau grafis.
d)
Prinsip-prinsip ilmu kognitif
diterapakan selama pengembangan.
e)
Belajar dapat berpusat pada
pembelajaran dengan tingkat interaktivitas tinggi.
4.
Teknologi
Terpadu
Teknologi Terpadu merupakan cara
untuk memproduksi dan menyampaikan bahan dengan memadukan beberapa jenis media
yang dikendalikan komputer. Komputer dengan memori besar, menyediakan pemutar
video, monitor dengan resolusi tinggi, jaringan yang lancar, sangat membantu
terlaksananya pemanfaatan teknologi terpadu ini.
Kecenderungan dan permasalahan
teknologi cetak dan audiovisual mencakup peningkatan perhatian terhadap desain
teks, kerumitan visual serta penggunaan isyarat warna (Berry dalam Seels dan
Richey, 1994: 44). Kecenderungan dan permasalahan teknologi komputer dan
terpadu terletak pada tantangan mendesain teknologi interaktif, penerapan
konstruktivisme dan teori belajar sosial, sistem pakar dan otomisasi peralatan
pengembangan, serta aplikasi untuk belajar jarak jauh.
c.
Kawasan
Pemanfaatan
Pemanfaatan adalah aktivitas
menggunakan proses dan sumber untuk belajar. Kawasan pemanfaatan sering terkena
“imbas” kemajuan teknologi dan kebijakannya. Banyak pihak yang memiliki ide
untuk memanfaatkan apa pun teknologi untuk dunia pendidikan. Padahal, prosedur
pemanfaatan memerlukan rangkaian kegiatan yang panjang, proses yang memerlukan
kerja keras dan kerja sama pihak terkait, guru, pemerintah, pelaksana di
lapangan dan lainnya. Kawasan pemanfaatan meliputi pemanfaatan media, difusi
inovasi, implementasi dan institusionalisasi, dan kebijakan dan regilasi.
1. Pemanfaatan Media
Pemanfaatan media ialah
penggunaan yang sistematis dari sumber untuk
belajar. Proses pemanfaatan media merupakan proses pengambilan keputusan
berdasarkan pada spesifikasi desain pembelajaran, dalam hal ini, urutan,
karakteristik peserta didik, lingkungan belajar merupakan beberapa aspek yang
harus diperhatikan.
2. Difusi Inovasi
Difusi Inovasi adalah proses
berkomunikasi melalui strategi yang terencana dengan tujuan untuk diadopsi.
Tujuan difusi inovasi ini adalah agar suatu medium dapat diterima dan digunakan
dalam pembelajaran sehari-hari, tanpa ada keterpaksaan dari pihak manapun.
Komunikasi yang mulus menjadi kunci dari suatu difusi, dampaknya adalah
perubahan, atau penerimaan suatu inovasi.
3. Implementasi dan Pelembagaan
Implementasi adalah
penggunaan bahan dan strategi pembelajaran dalam keadaan yang sesungguhnya
bukan tersimulasikan. Pelembagaan adalah penggunaan secara rutin dan pelestar ian
dari inovasi pembelajaran dalam suatu struktur atau budaya organisasi. Tujuan
dari implementasi adalah menjamin penggunaan yang benar oleh individu dalam
oraganisasi. Tujuan dari pelembagaan adalah untuk mengintregasikan inovasi
dalam struktur dan kehidupan organisasi.
4. Kebijakan dan Regulasi
Kebijakan dan Regulasi
adalah aturan dan tindakan dari masyarakat atau wakilnya yang mempengaruhi
difusi atau penyebaran dan penggunaan teknologi pembelajaran. Kebijakan dan
peraturan biasanya dihambat oleh permasalahan etika dan ekonomi.
Kecenderungan dan
permasalahan dalam kawasan pemanfaatan umumnya berkisar pada kebijakan dan
peraturan yang mempengaruhi penggunaan, difusi, implementasi dan pelembagaan.
Masalah lain yang berhubungan dengan kawasan ini adalah bagaimana gerakan
restrukturisasi sekolah dapat mempengaruhi penggunaan sumber belajar.
Pertumbuhan yang pesat dari bahan dan sistem berasaskan komputer telah
meningkatkan resiko politik dan ekonomi bagi yang akan mengadakan adopsi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan diantaranya adalah; sikap
pembelajar terhadap teknologi, tingkat independensi pembelajar, dan faktor lain
yang dapat menghambat dan mendukung media dan materi pembelajaran dalam konteks
yang lebih luas.
d.
Kawasan
Pengelolaan
Pengelolaan adalah bagian integral
dan sering dihadapi oleh para teknolog pendidikan. Pengelolaan meliputi
pengendalian teknologi pembelajran melalui : perencanaa, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan supervisi. Kawasan pengelolaan bermula dari administrasi
pusat media, program media dan layanan media. Pembauran perpustakaan dengan
program media membuahkan pusat dan ahli media sekolah. Program media sekolah
ingin menggabungkan bahan cetak dan non cetak sehingga timbul peningkatan
penggunaan sumber-sumber teknologikal dan kurikulum.
Dengan semakin rumitnya praktik
pengelolaan dalam bidang teknologi pembelajaran ini, teori pengelolaan umum
mulai diterapkan dan diadaptasi. Keberhasilan system pembelajaran jarak jauh
bergantung pada pengelolaannya, karena lokasi yang menyebar. Dengan lahirnya
teknologi baru dimungkinkan disedianya cara baru untuk mendapatkan informasi.
Kerumitan Pengelolaan akan semakin meningkat dengan dengan membesarnya usaha
sebuah sekolah kacil menjadi besar (Seels dan Richey, 1994: 54)
Pengelolaan meliputi pengendalian
teknologi pembelajaran melalui perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian
dan supervisi. Pekerjaan pengelolaan dimulai dari administrasi pusat
media,program media, dan pelayanan pemanfaatan media. Pengelolaan meliputi:
1.
Pengelolaan
Proyek.
Pengelolaan proyek meliputi
perencanaan, monitoring dan pengendalian proyek desain dan pengembangan suatu
produk pembelajaran tertentu (Seels dan Richey, 1994: 55).
2.
Pengelolaan
Sumber
Pengelolaan Sumber mencakup
perencanaan, pemantauan, dan pengendalian sistem pendukung dan pelayanan
sumber. Biasanya mengatur bagaimana memanfaatkan dengan optimal sumber yang ada
(Seels dan Richey, 1994: 55).
3.
Pengelolaan
Sistem Penyampaian
Pengelolaan Sistem Penyampaian
meliputi perencanaan, pemantauan, pengendalian “ cara bagaimana distribusi
bahan pembelajaran diorganisasikan ...
hal tersebut merupakan suatu gabungan medium dan cara penggunaan yang dipakai
dalam menyajikan informasi pembelajaran kepada peserta didik (Ellington dan
Harris, dalam Seels dan Richey, 1994: 56).
4.
Pengelolaan
Informasi
Pengelolaan Informasi meliputi
perencanaan, pemantauan, dan pengendalian cara
penyimpanan, pengiriman/pemindahan atau pemrosesan informasi dalam
rangka tersedianya sumber untuk kegiatan belajar (Seels dan Richey, 1994: 56).
e.
Kawasan
Penilaian
Penilaian adalah kegiatan untuk
mengkaji serta memperbaiki suatu produk atau program (Prawiradilaga, 2012: 54).
Perbaikan dilakukan berdasarkan masukan atau informasi yang diterima. Masih
banyak pihak yang melakukan evaluasi belajar dengan cara membandingkan
kemampuan seorang peserta didik dengan temannya, seharusnya penilaian yang
diharapkan adalah merujuk pada tujuan pembelajaran. Kawasan penilaian meliputi
analisis masalah, pengukuran acuan patokan, dan penilaian formatif dan sumatif.[7]
1.
Analisis
Masalah.
Analisis masalah Termasuk penentuan
sifat dan parameter masalah dengan menggunakan pengumpulan-informasi dan
pengambilan keputusan strategi. Dalam membuat keputusan. Dengan demikian upaya
evaluasi termasuk identifikasi kebutuhan untuk menentukan sejauh mana masalah
dapat dikelaskan sebagai pembelajaran, mengindetifikasi kendala, sumber daya,
karakteristik peserta didik, dan menentukan tujuan dan prioritas (Seels dan
Glasgow dalam Seels dan Richey, 1994: 61).
2.
Pengukuran
Acuan-Patokan (Criterion-Referenced Measurement).
Kriteria pengukuran penilaian melibatkan teknik untuk
menentukan penguasaan materi pelajaran yang telah ditentukan sebelumnya.
Kriteria referensi penilaian menyediakan informasi tentang penguasaan seseorang
terhadap pengetahuan, sikap dan keterampilan relatif terhadap tujuan.
Kesuksesan pada kriteria referensi penilalan sering berpedoman pada dapat
melakukan suatu kompetensi tertentu.
3.
Penilaian
Formatif dan Sumatif.
Evaluasi Formatif melibatkan
pengumpulan informasi tentang kecukupan dan menggunakan informasi ini sebagai
dasar untuk pengembangan lebih lanjut. Evaluasi sumatif melibatkan pengumpulan
informasi tentang kecukupan dan menggunakan informasi ini untuk membuat
keputusan tentang pemanfaatan. Metode evaluasi sumatif dan formatif berbeda.
Evaluasi formatif tegantug pada teknis (isi) review dan tutorial, uji coba
kelomok kecil atau besar. Metode pengumpulan data biasanya informal seperti
observasi, wawancara dan test pendek. Evaluasi sumatif dalam bentuk lain
membutuhkan prosedur lebih formal dan metode pengumpulan data. Evaluasi sumatif
biasanya studi perbandingan kelompok dalam desain quasi eksperimen. Keduanya
evaluasi formatif dan suamtif membutuhkan pertimbangan perhatian untuk
menyeimbangkan penilaian kualitatif dan kuantitatif
f.
Kawasan
Evaluasi
Evaluasi merupakan proses
menentukan kesesuaian antara materi pelajaran dan proses belajar. Evaluasi
dimulai dengan analisis problem yang merupakan langkah awal penting dalam
pengembangan dan evaluasi isi pelajaran karena tujuan dan kendalanya diklarifikasi
selama langkah ini dilaksanakan.[8]
C.
Hubungan antar
Kawasan Teknologi Pembelajaran
Hubungan antar
kawasan dapat bersifat tidak linier, dengan kata lain bagaimana kawasan-kawasan
tersebut saling melengkapi dengan ditunjukannya lingkup penelitian dan teori
dalam setiap kawasan.
Hubungan antar
kawasan bersifat sinergik. Misalnya : Seorang praktisi yang bekerja dalam
kawasan pengembangan menggunakan teori dari kawasan desain, seperti teori
desain sistem pembelajaran dan desain pesan.
Hubungan
kawasan dalam bidang bersifat saling melengkapi, setiap kawasan memberikan
kontribusi terhadap kawasan yang lain dan kepada penelitian maupun teori yang
digunakan bersama oleh semua kawasan.[9]
D.
Fungsi Kawasan
Teknologi Pembelajaran
Roland L.
Jacobs (1988) mengusulkan adanya suatu kawasan teknologi kinerja manusia
terdapat tiga fungsi, yaitu : fungsi pengelolaan, fungsi pengembangan sistem
kinerja, dan komponen sitem kinerja manusia yang merupakan dasar konseptual
untuk melakukan fungsi yang lain.
Subkomponen
pengembangan adalah langkah-langkah dalam proses pengembangan. Sedangkan
subkomponen dari sistem perilaku manusia adalah konsep-konsep mengenai
organisasi, motivasi, perilaku, kinerja, serta umpan balik. [10]
Mengetengahkan
sifat taksonomi dari struktur kawasan. Tujuan utama dalam membuat suatu
taksonomi adalah untuk mempermudah komunikasi. (Bloom, 1956 : 10-11). Pesatnya
perubahan dan penyesuaian teknologi menuntut terjadinya alih pengetahuan dari
teknologi yang satu kepada yang lain. Tanpa “kemungkinan dapat ditransfer” ini
landasan penelitian harus diciptakan kembali untuk setiap teknologi yang baru.
Dengan mengidentifikasi lingkup taksonomi, kaum akademisi dan para
praktisi dapat memecahkan permasalahan
penelitian, dan para praktisi bersama dengan para teoritisi dapat
mengidentifikasi kelemahan teori dalam menunjang dan meramalkan aplikasi
Teknologi pembelajaran. [11]
E.
Faktor yang
Mempengaruhi Teknologi Pembelajaran
Teknologi
informasi yang merupakan bahan pokok dari e-learning itu sendiri berperan dalam
menciptakan pelayanan yang cepat, akurat, teratur, akuntabel dan terpecaya.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut maka ada beberapa faktor yang
mempengaruhi teknologi informasi yaitu:
1.
Infrastruktur
2.
Sumber Daya Manusia
3.
Kebijakan
4.
Finansial,
5.
Konten dan Aplikasi
(Soekartawi,2003).
Maksud dari
faktor di atas adalah agar teknologi informasi dapat berkembang dengan pesat,
pertama dibutuhkan infrastruktur yang memungkinkan akses informasi dimanapun
dengan kecepatan yang mencukupi.
Kedua, faktor
SDM menuntut ketersediaan human brain yang menguasai teknologi tinggi. Ketiga,
faktor kebijakan menuntut adanya kebijakan berskala makro dan mikro yang
berpihak pada pengembangan teknologi informasi jangka panjang. Keempat, faktor
finansial membutuhkan adanya sikap positif dari bank dan lembaga keuangan lain
untuk menyokong industri teknologi informasi. Kelima, faktor konten dan
aplikasi menuntut adanya informasi yang disampaikan pada orang, tempat, dan
waktu yang tepat serta ketersediaan aplikasi untuk menyampaikan konten tersebut
dengan nyaman pada penggunanya.
E-learning
yang merupakan salah satu produk teknologi informasi tentu juga memiliki faktor
pendukung dalam terciptanya pendidikan yang bermutu, adapun faktor-faktor
tersebut; Pertama, harus ada kebijakan sebagai payung yang mencakup sistem
pembiayaan dan arah pengembangan.
Kedua,
pengembangan isi atau materi, misalnya kurikulum harus berbasis teknologi
informasi dan komunikasi. Dengan demikian, nantinya yang dikembangkan tidak
sebatas operasional atau latihan penggunaan komputer. Ketiga, persiapan tenaga
pengajar, dan terakhir, penyediaan perangkat kerasnya (Soekartawi,2003).
Perkembangan
Teknologi Informasi memacu suatu cara baru dalam kehidupan, dari kehidupan
dimulai sampai dengan berakhir, kehidupan seperti ini dikenal dengan e-life,
artinya kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara
elektronik. Dan sekarang ini sedang semarak dengan berbagai huruf yang dimulai
dengan awalan e seperti e-commerce, e-government, e-education, e-library,
e-journal, e-medicine, e-laboratory, e-biodiversiiy, dan yang lainnya lagi yang
berbasis elektronika (Mason R. 1994)
Bishop G.
(1989) meramalkan bahwa pendidikan masa mendatang akan bersifat luwes
(flexible), terbuka, dan dapat diakses oleh siapapun juga yang memerlukan tanpa
pandang faktor jenis, usia, maupun pengalaman pendidikan sebelumnya (Bishop G.
1989).
Mason R.
(1994) berpendapat bahwa pendidikan mendatang akan lebih ditentukan informasi
interaktif, seperti CD-ROM Multimedia, dalam pendidikan secara bertahap
menggantikan TV dan Video.
Dengan adanya
perkembangan teknologi informasi dalam bidang pendidikan, maka pada saat ini
sudah dimungkinkan untuk diadakan belajar jarak jauh dengan menggunakan media
internet untuk menghubungkan antara mahasiswa dengan dosennya, melihat nilai
mahasiswa secara online, mengecek keuangan, melihat jadwal kuliah, mengirimkan
berkas tugas yang diberikan dosen dan sebagainya, semuanya itu sudah dapat
dilakukan (Mason R. 1994). [12]
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Teknologi
pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks dan terintegrasi yang meliputi
manusia, prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk menganalisa masalah yang
menyangkut semua aspek belajar manusia, serta merancang, melaksanakan, menilai
dan mengelola pemecahan masalah tersebut. Dalam teknologi pendidikan, pemecahan
masalah itu tertuang dalam bentuk semua sumber belajar yang didesain, dipilih
atau digunakan untuk keperluan belajar. Dan sumber belajar ini meliputi: pesan,
orang, bahan, peralatan, teknik dan latar (setting).
Teknologi
secara umum adalah proses untuk meningkatkan nilai tambah; produk yang
digunakan atau dihasilkan untuk memudahkan dan meningkatkan kinerja; struktur
atau sistem di mana proses dan produk itu dikembangkan dan digunakan. Semua
bentuk teknologi adalah sistem yang diciptakan oleh manusia untuk sesuatu
tujuan tertentu, yang pada intinya adalah mempermudah manusia dalam memperingan
usahanya, meningkatkan hasilnya, dan menghemat tenaga serta sumber daya yang
ada.
Pengertian kawasan
teknologi pendidikan secara etimologis, domain berarti wilayah daerah kekuasaan
atau bidang kajian, kegiatan, garapan yang lebih kecil, terperinci dan spesifik
dari lahan lapangan cakupan suatu ilmu. Tujuan utama dalam membuat suatu
taksonomi adalah untuk mempermudah komunikasi.
Kawasan
Teknologi Pembelajaran, dirumuskan berlandaskan lima bidang garapan dari
Teknologi Pembelajaran yaitu :
1.
Kawasan Desain meliputi: (a) Desain
syistem pembelajaran, (b) Desai pesan, (c) Strategi pembelajaran, (d) karakteristik
peserta didik.
2.
Kawasan pengembangan meliputi : (a)
Multimedia, (b) Teknologi berbasis Komputer , (c) Teknologi Audio-visual , (d)
Teknologi cetak.
3.
Kawasan pemanfatan
4.
Kawasan pengelolaan melalui :
perencanaa, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan supervisi.
5.
Kawasan penilaian meliputi : (a)
Analisis masalah, (b) Pengukuran acuan patokan,(c) penilaian formatif dan, (d)
penilaian sumatif.
Hubungan antar kawasan dapat bersifat tidak
linier, bersifat sinergesik, dan juga bersifat saling melengkapi.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut maka ada
beberapa faktor yang mempengaruhi teknologi informasi yaitu:
1.
Infrastruktur
2.
Sumber Daya Manusia
3.
Kebijakan
4.
Finansial,
5.
Konten dan Aplikasi
B.
Saran
Demikian yang dapat kami paparkan
mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih
banyak kekurangan dan kelemahan karna terbatasnya pengetahuan dan kurangnya
rujukan dan referensi, penulis berharap kapada para pembaca yang budiman
memberikan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Azhar Arsyad,2009, Media Pembelajaran, Jakarta : PT.Raja
Grafindo Persada.
Bambang,Warsita.2008. Teknologi Pembelajaran dan Landasan
Aplikasinya. Jakarta:PT Rienika Cipta
Barbara B. Seels, dan Rita C. Richey, Teknologi Pembelajaran
Definisi dan Kawasannya, (Washington DC: Association for Educational
Communications and Technology, 1994)
Dewi Salma Prawiradilaga, Wawasan Teknologi Pendidikan,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012)
Dewi Salma Prawiradilaga, Wawasan Teknologi...,
Hamzah.B.Uno,2010, Teknologi Komunikasi Informasi Pembelajaran,
Jakarta : PT.Bumi Aksara.
Harjali, Teknologi Pendidikan, (Jakarta:PT Rineka Cipta,
2000)
Harjali.2000. Teknologi Pendidikan. Jakarta:PT Rineka Cipta
http://ryamuudz.blogspot.co.id/2009/11/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html
di akses 14:09. 22/03/2016
http://sakurailmi.blogspot.co.id/2014/09/kawasantekhnologipendidikan.html?showComment=1458531414175#c5074565720290987441di
akses 10:37 .21/03/2016
Latifatul Zahro,
http://zahraghany.blogspot.co.id/2013/02/teknologi-dalam-pengembangan-pendidikan.html.
Diunduh pada hari minggu 20 Maret 2016 jam 21.44 WIB.
Miarso, Yusufhadi, Menyemai
Benih Teknologi Pendidikan, 2009.
Muhardi. Kawasan Teknologi Pendidikan. dalam
http://www.muhardi.com/2014/03/30/kawasan-teknologi-pendidikan/ diakses pada tanggal 10-04-2015 pukul 07.18
WIB
Nanang, KawasanTeknologiPembelajaran, dalam http://nanangpeye.blogspot.co.id/2012/06/kawasan-teknologi-pembelajaran.html
>diakses 10:18 WIB/24/03/2016
Nasution, 2011, Teknologi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Prawiradilaga, Dewi Salma. 2012. Wawasan Teknologi Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Sells,B dan Richey,R. 1994. Teknologi Pembelajaran Definisi dan
Kawasannya. Washington, DC: Association for Educational Communications and
Technology
Sharon, Deborah, 2011, Instructional Technology And Media For
Learning :Teknologi Pembelajaran Dan Media Untuk Belajar, Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Suparman & Zuhairi, Pendayagunaan Teknologi Pendidikan, 2006.
Teknologi Pembelajaran Definisi dan Kawasannya. Jakarta :
Unit Percetakan UNJ.
Wadokali, Yadi. Makalah Kawasan Teknologi Pembelajaran. dalam
http://yadiwadokai.blogspot.com/2012/09/makalah-kawasan-teknologi
pembelajaran.html diakses pada tanggal 10/04/2015 pukul 08.00 WIB
Warsita Bambang, Teknologi
Pembelajaran dan Landasan Aplikasinya, (Jakarta:Rieneka Cipta, 2008)
Wikipedia,https://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_pendidikan.
Diunduh pada hari sabtu 19 Maret 2016 jam 20.02 WIB.
Yadi Wadokai, Makalah Kawasan Teknologi Pembelajaran, dalam
http://yadiwadokai.blogspot.com/makalah-kawasan-teknologi pembelajaran.html
diakses 9:51WIB /24/03/2016
Yusufhadi Miarso,2005, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan,
Jakarta : Prenada Media
[1]
Miarso, Yusufhadi. 2009. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan
[2]
Suparman & Zuhairi. 2006. Pendayagunaan Teknologi Pendidikan
[3]
http://sakura-ilmi.blogspot.co.id/2014/09/kawasan-tekhnologi
pendidikan.html?showComment=1458531414175#c5074565720290987441di akses 10:37
.21/03/2016
[4]
Harjali, Teknologi Pendidikan,
(Jakarta:PT Rineka Cipta, 2000), hal. 45
[5]
Dewi Salma Prawiradilaga, Wawasan Teknologi Pendidikan, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2012), hal. 49
[6]
Barbara B. Seels, dan Rita C. Richey, Teknologi Pembelajaran
Definisi dan Kawasannya, (Washington DC: Association
for Educational Communications and Technology, 1994), hal. 33
[7]
Dewi Salma Prawiradilaga, Wawasan Teknologi..., hal. 50-54
[8]
Warsita Bambang, Teknologi Pembelajaran dan Landasan Aplikasinya,
(Jakarta:Rieneka Cipta, 2008), hal.25
[9]
Muhardi, Kawasan Teknologi Pendidikan, dalam
http://www.muhardi.com/kawasan-teknologi-pendidikan/ diakses 9:00WIB/24/03/2016
[10]
Nanang, Kawasan Teknologi Pembelajaran, dalam
http://nanangpeye.blogspot.co.id/2012/06/kawasan-teknologi-pembelajaran.html>diakses
10:18 WIB/24/03/2016
[11]
Yadi Wadokai, Makalah Kawasan Teknologi Pembelajaran, dalam
http://yadiwadokai.blogspot.com/makalah-kawasan-teknologi pembelajaran.html
diakses 9:51WIB /24/03/2016
[12]
http://ryamuudz.blogspot.co.id/2009/11/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html di
akses 14:09. 22/03/2016
Komentar
Posting Komentar